Pages

Subscribe:

Rabu, 04 April 2012

Embung tambak boyo - Sleman

 Anda yang ingin bersantai sambil menikmati sejuknya sore di Jogja. Tidak jauh dari Ring Road utara di daerah Condongcatur, ada sebuah lokasi wisata yang relatif baru. Objek wisata ini berupa sebuah bendungan buatan berukuran sedang. Warga Jogja mengenalnya sebagai Embung Tambakboyo,monggo disimak dahulu.
Kalau mengerti, sedikit mengerikan memang arti namanya. Tambak artinya kolam, sementara boyo artinya buaya. Entah dari mana asal nama ini, yang jelas Tambakboyo adalah nama dusun di Wedomartani, Ngemplak, tempat embung itu berada. Selain di pertemuan desa Condongcatur, Maguwoharjo, dan Wedomartani, embung seluas 7,8 Ha ini juga merupakan “tempuran”, pertemuan aliran sungai Tambak Bayan dan Buntung.
Embung Tambakboyo memang sedikit tersembunyi di balik perkampungan, apalagi jalan masuknya harus terlebih dulu melewati perumahan. Namun jika anda sudah mencapai seputaran kampus UPN Veteran, Amikom, dan Pasar Condongcatur, yakinlah bahwa anda tinggal sepelemparan batu dari embung.
Belum banyak petunjuk menuju pintu masuk Embung Tambakboyo. Namun, ada dua jalan masuk utama ke lokasi. Semua berorientasi ke utara, jalur pertama melalui jalan di sebelah Pasar Condongcatur dan kedua melalui Perempatan UPN. Jalur kedua relatif lebih mudah karena selain tak banyak tikungan, kontur tanah yang menurun bisa menjadi petunjuk jalan.
Sementara ini, loket retribusi dikelola secara swadaya oleh pemuda setempat. Tiap kendaraan yang masuk hanya dikenakan tarif Rp1000,00. Sangat murah untuk banyaknya kegiatan yang bisa anda lakukan di sini dan tak terbatasnya waktu kunjungan (kecuali bagi pasangan).
Karena belum banyak pohon penaung dan permukaan air yang sangat memantulkan cahaya, waktu paling tepat untuk bersantai di Embung Tambakboyo adalah pagi dan sore hari. Saat pagi hari, kawasan pejalan kaki biasanya dipenuhi oleh keluarga dan pemuda pemudi yang berolahraga lari, jalan santai, ataupun bersepeda. Selain udara segar, pemandangan embung sangat cocok untuk kegiatan tersebut.
Jelang siang, kelompok-kelompok pemancing lengkap dengan joran dan umpan datang silih berganti. Mereka memilih lokasi paling nyaman untuk duduk dan bertahan paling tidak hingga beranjak malam. Tempat teduh, sekitar pintu air, atau kawasan terdekat dari warung-warung menjadi pilihan utama bagi para mancing mania.
Saat mentari condong ke barat, suasana trotoar embung pun mendapat variasi. Sela kosong antara kolompok pemancing yang bau matahari sedikit demi sedikit diisi pasangan-pasangan yang bau wangi kasmaran. “Double date” atu “Triple date” jadi pemandangan alternatif buat para pemancing yang umpannya tak kunjung dicicipi ikan. Pun tingkah mereka bisa gantian jadi bahan gombalan bagi para kasmaran.
Meski banyak mata jelalatan, banyak moncong bersuit-siul, Jogja tetap “Berhati Nyaman”, pun Sleman selalu “Sembada”. Jika masih ingin menikmati suasana asrinya embung, tak ada yang jahil atau main colek di sini. Semua konsisten dengan urusannya masing-masing, yang penting sama-sama nyaman dan tidak saling ganggu.
Jika anda datang pagi hari ke sini, mungkin sekali kebosanan menghinggapi anda. Tapi jangan khawatir, di wilayah ini banyak tempat tersembunyi yang bisa membuat anda terhibur. Candi Gebang, Candi Sari, Stadion Sleman, persawahan dan hutan yang rimbun, sungai-sungai alami, dan perkampungan desa tentu bisa menjadi alternatif pilihan untuk menghabiskan sisa hari.
bagaimana..?? apakah anda tertarik, bruan ajak teman-teman menuju TKP , dijamin gak rugi deh... :D

0 komentar:

Posting Komentar